Senin, 29 Juni 2015

Kisah heroik Said bin Jubair dipenggal karena lawan penguasa zalim









Dahulu Irak dipimpin oleh raja yang terkenal bengis dan zalim. Dia adalah Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Pemberontakan pun terjadi, salah satu aktivis pemberontakan itu adalah Said bin Jubair.

Tak mau tinggal diam, Hajjaj menangkapi dan membunuh orang-orang yang ikut terlibat dalam pemberontakan tersebut. Saat itu Said bin Jubair terpaksa bersembunyi di Makkah.

Sayang persembunyian alim ulama ini terbongkar. Said pun digelandang ke hadapan Hajjaj. Diriwayatkan di dalam kitab Al-Hilyah karangan Abu Nu'im terjadi percakapan antara Said dah Hajjaj sebagai berikut.

"Kamukah Syaqiy bin Kasir (orang sengsara anak orang nestapa)?"tanya Hajjaj.

"Bukan, aku adalah Said bin Jubair ," jawab said tegas.

"Sungguh aku akan membunuhmu," bentak Hajjaj.

Said tidak gentar, dia malah menjawab "Kalau begitu aku seperti nama yang diberikan ibuku kepadaku Said (orang yang berbahagia),"

Hajjaj malah menghardik ibunda Said. Hajjaj langsung memerintahkan algojo untuk menyembelih Said.

Tahu kematiannya makin dekat, Said meminta izin melaksanakan salat dua rakaat. Namun lagi-lagi Hajjaj cari perkara dengan menghadapkan kiblat Said ke kiblat umat beragama lain.

Dengan kelapangan dada, Said berdoa dan berucap, "Maka kemanapun kamu menghadap di sana lah wajah Allah (QS. Al Baqarah 115). Sungguh aku memohon kepada Allah perlindunganmu seperti Maryam memohon perlindungan,"

Hajjaj makin beringas, "Potong lehernya,". Said malah makin menantang dan mengucap syahadat sembari berkata, "Aku ingatkan kamu dengan kalimat syahadat ini, hingga aku bertemu kamu pada hari kiamat dan aku menjadi lawanmu di hadapan Allah,".

Tubuh Said pun berpisah dari kepalanya tepat di hari ke-11 Ramadan 95 Hijriah. Berita ini membuat gempar umar Islam. Mereka berdoa agar Hajjaj diberi balasan. Allah mengabulkan doa mereka.

Diceritakan dalam Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan karya Abdurrahman Al Baghdady, Hajjaj tewas dengan perut membusuk karena digerogoti belatung.

0 komentar:

Posting Komentar